Informasi Politik Terkini
Berita  

Rano Karno: Dari Aktor Terkenal Menjadi Politisi Gagal

"Rano Karno: Dari Panggung Terkenal ke Kursi Cawagub DKI Jakarta 2007 yang Tak Terpilih"

dannypomanto.com – Sosok Rano Karno tengah menjadi perbincangan hangat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Ia dikabarkan akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju dalam Pilgub Jakarta.

Sebelumnya, Rano Karno sempat disebut-sebut sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta yang akan berpasangan dengan Anies Baswedan. Namun pada pengumuman calon kepala daerah (cakada) tahap 3 PDIP, nama keduanya tidak diumumkan.

Namun, beredar kabar bahwa Rano Karno kemungkinan akan berpasangan dengan kader PDIP senior yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia, Pramono Anung.

Kiprah Rano Karno di dunia politik sudah cukup lama. Pria yang dikenal lewat perannya sebagai Si Doel ini memulai karirnya sebagai anggota MPR, dan terakhir menjabat sebagai anggota DPR.

Berikut adalah 7 fakta menarik tentang Rano Karno:

1. Terjun ke dunia politik pada tahun 1997
Setelah sukses sebagai bintang film “Si Doel Anak Betawi” pada tahun 1972, dan menyutradarai serial televisi populer “Si Doel Anak Sekolahan” pada tahun 1990, Rano Karno memutuskan untuk meninggalkan dunia hiburan pada tahun 1992.

Pada tahun tersebut, ia dipercaya untuk duduk di kursi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hingga tahun 2002. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Duta Niat Baik UNICEF untuk mempromosikan literasi.

Saat masih menjabat sebagai anggota MPR, Rano Karno adalah kader dari Golkar. Namun setelah reformasi, ia beralih ke PDIP.

2. Gagal menjadi Cawagub DKI Jakarta pada tahun 2007
Bukan kali pertama Rano Karno diplot sebagai Cawagub DKI Jakarta. Pada tahun 2007, ia menyatakan keinginannya untuk maju sebagai Cawagub DKI Jakarta.

Namun menjelang Pilkada, muncul iklan yang menampilkan keluarga Si Doel yang mendukung Fauzi Bowo. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Rano Karno mundur dari Pilkada Jakarta setelah menerima uang miliaran rupiah dari Fauzi Bowo.

Namun rumor tersebut tidak terbukti kebenarannya dan ditepis oleh kedua belah pihak.

3. Menjadi Wakil Bupati Tangerang
Setelah gagal menjadi Cawagub DKI Jakarta, Rano Karno kembali menjadi sorotan sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tangerang pada akhir tahun 2007.

Ia diusung oleh Ismet Iskandar untuk maju dalam Pilkada Tangerang 2008. Pasangan ini berhasil memenangkan Pilkada dan Rano Karno menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013.

4. Menjadi Wakil Gubernur Banten
Sebelum masa jabatannya berakhir pada tahun 2013, Rano Karno mencalonkan diri sebagai Cawagub Banten untuk mendampingi Ratu Atut Chosiyah. Mereka berhasil memenangkan Pilkada Banten pada 2011.

Pasangan Atut-Rano Karno mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Narulita dan nomor urut 3 Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki.

5. Ditunjuk sebagai Plt Gubernur Banten
Pada tahun 2014, Ratu Atut Chosiyah harus nonaktif dari jabatannya sebagai Gubernur Banten setelah terlibat kasus suap pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Rano Karno kemudian ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Plt Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah.

6. Menjadi anggota DPR
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Banten pada tahun 2017, nama Rano Karno sempat menghilang dari dunia politik Indonesia. Namun ia kembali muncul sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan Banten III untuk periode 2019-2024. Ini adalah kali pertama ia menjadi anggota legislatif.

7. Menjadi Ketua TPD Ganjar-Mahfud
Sebelum Pemilu Presiden 2024, Rano Karno ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Provinsi Banten.

Sebelumnya, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud telah menunjuk Elang Mangkubumi sebagai Ketua Tim Pemenangan di Banten. Namun kemudian, Rano Karno menggantikan Abah Elang sebagai penasihat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *