“Kami tidak ingin mengorbankan integritas hanya demi satu survei. Kami memiliki reputasi yang telah dibangun selama 12 tahun dan kami tidak akan mengambil risiko untuk kehilangannya. Karena itu, Poltracking Indonesia memilih untuk keluar dari Persepi demi menjaga integritas dan kredibilitas kami,\\\\\\\” kata Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Poltracking Indonesia telah terbukti memiliki keakuratan yang tinggi dalam berbagai momen penting pemilihan di Indonesia. Dalam Pemilu 2014 hingga Pemilu 2024, hasil survei dan quick count Poltracking Indonesia selalu menunjukkan tingkat presisi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil quick count Poltracking Indonesia yang hanya memiliki selisih 0,52% dengan hasil resmi KPU dalam Pilpres 2019.
Tidak hanya dalam skala nasional, Poltracking Indonesia juga terbukti memiliki tingkat akurasi yang sempurna dalam Pilkada Bengkulu 2020. Dengan selisih 0% dari hasil resmi, Poltracking Indonesia membuktikan kembali keunggulannya dalam proses pengambilan data yang ketat dan terpercaya.
Poltracking Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mempertahankan integritas dan kualitas data yang tinggi. Dengan menjaga Primary Sampling Unit (PSU) awal dan hanya melakukan penggantian jika diperlukan, Poltracking Indonesia menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan mengambil risiko untuk mengorbankan integritasnya. Keputusan Poltracking Indonesia untuk keluar dari Persepi menunjukkan komitmen yang kuat untuk mempertahankan integritas dan kredibilitas lembaga survei mereka.