Dannypomanto.com – JAKARTA – Indonesia kembali diguncang skandal korupsi di tempat sektor energi. Kali ini, dugaan penyimpangan muncul di tata kelola distribusi substansi bakar minyak (BBM). Pertalite yang digunakan seharusnya menjadi BBM bersubsidi diduga “disulap” menjadi Pertamax yang digunakan tambahan mahal. Praktik ini diduga melibatkan oknum pejabat yang dimaksud memanfaatkan selisih tarif demi keuntungan pribadi, sementara rakyat harus menanggung dampaknya hingga mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun.
Dugaan praktik ini tentu berdampak luas. Selain merugikan warga yang semakin terbebani dengan harga jual BBM yang mana mahal, negara juga kehilangan dana subsidi yang digunakan seharusnya tepat sasaran. Jika benar terbukti, ini bisa jadi menjadi salah satu skandal korupsi paling besar di sejarah distribusi BBM dalam Indonesia.
Sementara itu, Kejaksaan Agung telah terjadi menetapkan sembilan orang sebagai terperiksa di tindakan hukum penyimpangan tata kelola minyak mentah. Nama yang bergabung terseret adalah Riva Siahaan, yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Agus Purwono selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina International, kemudian Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping.
Praktik ini berimbas besar pada keuangan negara. Kerugian yang dimaksud ditimbulkan mencakup berbagai aspek, mulai dari ekspor minyak mentah yang mana dilaksanakan secara bukan semestinya, impor minyak mentah juga BBM melalui perantara, hingga meningkatnya beban kompensasi dan juga subsidi. Benarkah ada permainan di tempat balik biaya BBM yang tersebut terus melonjak? Apakah tindakan hukum ini akan terus menyeret nama-nama besar dalam sektor energi?
Saksikan selengkapnya di INTERUPSI di malam hari ini bersatu Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, Eri Purnamahadi-Anggota Dewan Energi Nasional, Nailul Huda-Direktur Perekonomian Celios, lalu Achmad Nur Hidayat-Ekonom, pukul 20.00 WIB, Live semata-mata dalam iNews.
